Klasifikasi dan Morfologi Jahe (Zingiber officinale), Ciri-Ciri Tanaman, Manfaat Serta Khasiatnya

Klasifikasi, dan morfologi Jahe (Zingiber officinale), ciri-ciri tanaman, manfaat serta khasiatnya - Jahe (Zingiber officinale), adalah tanaman berbunga yang rimpangnya sangat populer sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pada jahe umumnya pedas, hal itu dikarenakan senyawa keton bernama zingeron.

Jahe diklasifikasikan ke dalam suku Zingiberaceae (temu-temuan). Nama ilmiah jahe awalnya diberikan oleh William Roxburgh yang berasal dari kata Yunani zingiberi, dari Bahasa Sanskerta, singaberi.

Jahe diperkirakan berasal dari India. Namun ada pula yang mempercayai jahe berasal dari Republik Rakyat Tiongkok Selatan. Dari India, jahe dibawa sebagai rempah perdagangan hingga Asia Tenggara, Tiongkok, Jepang, hingga Timur Tengah.

Kemudian pada zaman kolonialisme, jahe yang bisa memberikan rasa hangat dan pedas pada makanan segera menjadi komoditas yang populer di Eropa.

Ciri - Ciri Morfologis

Jahe (Zingiber officinale)
Batang jahe merupakan batang semu dengan tinggi 30 hingga 100 cm. Akarnya berbentuk rimpang dengan daging akar berwarna kuning hingga kemerahan dengan bau menyengat. Daun menyirip dengan panjang 15 hingga 23 mm dan panjang 8 hingga 15 mm. Tangkai daun berbulu halus.

Bunga jahe tumbuh dari dalam tanah berbentuk bulat telur dengan panjang 3,5 hingga 5 cm dan lebar 1,5 hingga 1,75 cm. Gagang bunga bersisik sebanyak 5 hingga 7 buah. Bunga berwarna hijau kekuningan. Bibir bunga dan kepala putik ungu. Tangkai putik berjumlah dua.

Habitat

Jahe tumbuh subur di ketinggian 0 hingga 1500 meter di atas permukaan laut, kecuali jenis jahe gajah di ketinggian 500 hingga 950 meter.

Untuk bisa berproduksi optimal, dibutuhkan curah hujan 2500 hingga 3000 mm per tahun, kelembapan 80% dan tanah lembap dengan PH 5,5 hingga 7,0 dan unsur hara tinggi. Tanah yang digunakan untuk penanaman jahe tidak boleh tergenang.

Varietas

Terdapat tiga jenis jahe yang populer di pasaran, yaitu:
  • Jahe gajah/jahe badak: Merupakan jahe yang paling disukai di pasaran internasional. Bentuknya besar gemuk dan rasanya tidak terlalu pedas. Daging rimpang berwarna kuning hingga putih.
  • Jahe kuning: Merupakan jahe yang banyak dipakai sebagai bumbu masakan, terutama untuk konsumsi lokal. Rasa dan aromanya cukup tajam. Ukuran rimpang sedang dengan warna kuning.
  • Jahe merah: Jahe jenis ini memiliki kandungan minyak atsiri tinggi dan rasa paling pedas, sehingga cocok untuk bahan dasar farmasi dan jamu. Ukuran rimpangnya paling kecil dengan kulit warna merah, serat lebih besar dibanding jahe biasa.

 Manfaat dan Khasiat Jahe (Zingiber officinale)


 Manfaat dan Khasiat Jahe (Zingiber officinale)
Jahe termasuk rempah-rempah sehat (dan paling lezat) di planet ini. Jahe sarat dengan nutrisi dan senyawa bioaktif yang memiliki manfaat kuat bagi tubuh dan otak Anda. Berikut ini adalah manfaat dan khasiat jahe untuk kesehatan  yang didukung oleh penelitian ilmiah.

1. Jahe Mengandung Gingerol, Dengan Sifat Obat yang Kuat

Rimpang jahe adalah bagian yang biasa digunakan sebagai bumbu. Seringkali disebut jahe, atau hanya jahe. Jahe memiliki sejarah penggunaan yang sangat panjang dalam berbagai bentuk pengobatan tradisional / alternatif. Ini telah digunakan untuk membantu pencernaan, mengurangi mual dan membantu melawan flu dan pilek biasa.

Jahe bisa digunakan segar, kering, bubuk, atau sebagai minyak atau jus, dan kadang ditambahkan ke makanan olahan dan kosmetik. Ini adalah ramuan yang sangat umum dalam resep.

Aroma dan rasa unik dari jahe berasal dari minyak alami, yang terpenting adalah gingerol.

Gingerol adalah senyawa bioaktif utama dalam jahe, yang bertanggung jawab atas sebagian besar sifat obatnya. Ini memiliki efek antiinflamasi dan antioksidan yang kuat.

2. Jahe Bisa Mengobati Banyak Bentuk Mual

Jahe nampaknya sangat efektif melawan mual. Jahe juga bisa meringankan mual dan muntah setelah operasi, dan pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi.

Tapi itu mungkin yang paling efektif bila menyangkut mual yang berhubungan dengan kehamilan.

Meskipun jahe dianggap aman, bicarakan dengan dokter Anda sebelum mengkonsumsi dalam jumlah besar jika Anda sedang hamil. Beberapa orang percaya bahwa konsumsi jahe dalam jumlah yang besar dapat meningkatkan risiko keguguran, namun saat ini belum ada penelitian untuk mendukung hal ini.

3. Mengurangi Nyeri Otot

Jahe telah terbukti efektif melawan nyeri otot akibat olahraga. Dalam satu penelitian, mengkonsumsi 2 gram jahe per hari, selama 11 hari, secara signifikan mengurangi nyeri otot pada orang yang melakukan latihan siku.

Jahe tidak memiliki dampak langsung, namun mungkin efektif untuk mengurangi perkembangan nyeri otot dari hari ke hari. Efek ini diyakini dimediasi oleh sifat anti-inflamasi-nya.

4. Osteoartritis

Osteoartritis adalah masalah kesehatan yang umum terjadi. Ini melibatkan degenerasi sendi di tubuh, menyebabkan gejala seperti nyeri sendi dan kekakuan.

Dalam percobaan terkontrol terhadap 247 orang dengan osteoarthritis lutut, mereka yang mengkonsumsi ekstrak jahe kurang menderita dan membutuhkan lebih sedikit obat penghilang rasa sakit.

Studi juga telah menemukan bahwa kombinasi jahe, minyak wangi, kayu manis dan minyak wijen, dapat mengurangi rasa sakit dan kekakuan pada pasien osteoarthritis saat dioleskan secara topikal.

5. Menurunkan kadar kolesterol

LDL (kolesterol "jahat") terkait dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Makanan yang Anda makan dapat memiliki pengaruh kuat pada tingkat LDL.

Dalam studi 45 hari terhadap 85 orang dengan kolesterol tinggi, 3 gram bubuk jahe menyebabkan penurunan yang signifikan pada kebanyakan penanda kolesterol.

Hal ini didukung oleh penelitian pada tikus hipotiroid, di mana ekstrak jahe menurunkan kolesterol LDL sampai tingkat yang sama dengan atorvastatin, obat penurun kolesterol.

6. Mencegah kanker

Kanker adalah penyakit yang sangat serius yang ditandai dengan pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkontrol.

Ekstrak jahe telah dipelajari sebagai pengobatan alternatif untuk beberapa bentuk kanker. Sifat anti-kanker dikaitkan dengan 6-gingerol, zat yang ditemukan dalam jumlah besar dalam jahe mentah.

Dalam sebuah penelitian terhadap 30 individu, 2 gram ekstrak jahe per hari secara signifikan mengurangi molekul pensinyalan pro-inflamasi di usus besar.

Namun, studi lanjutan pada individu dengan risiko tinggi kanker usus besar tidak mengkonfirmasi temuan ini.

Ada beberapa, walaupun terbatas, bukti bahwa jahe efektif melawan kanker pankreas, kanker payudara dan kanker ovarium. Tetapi, masih tetap diperlukan lebih banyak penelitian lagi.

Klasifikasi Ilmiah

jahe-zingiber-officinale

Kingdom (Dunia/Kerajaan):Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom:Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super divisi:Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisio (Pembagian):Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Classis (Kelas):Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo (Bangsa):Zingiberales
Familia (Suku):Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
Genus (Marga):Zingiber
Species (Jenis):Zingiber officinale Rosc.

Nama-Nama Lain Jahe

Jahe dikenal dengan nama umum (Inggris) ginger atau garden ginger. Nama ginger berasal dari bahasa Perancis:gingembre, bahasa Inggris lama:gingifere, Latin: ginginer, Yunani (Greek): zingiberis (ζιγγίβερις). Namun kata asli dari zingiber berasal dari bahasa Tamil inji ver. Istilah botani untuk akar dalam bahasa Tamil adalah ver, jadi akar inji adalah inji ver.

Di Indonesia jahe memiliki berbagai nama daerah. Di Sumatra disebut halia (Aceh), beuing (Gayo), bahing (Karo), pege (Toba), sipode (Mandailing), lahia (Nias), sipodeh (Minangkabau), page (Lubu), dan jahi (Lampung). Di Jawa, jahe dikenal dengan jahe (Sunda), jae (Jawa), jhai (Madura), dan jae (Kangean). Di Sulawesi, jahe dikenal dengan nama layu (Mongondow), moyuman (Poros), melito (Gorontalo), yuyo (Buol), siwei (Baree), laia (Makassar), dan pace (Bugis). Di Nusa Tenggara, disebut jae (Bali), reja (Bima), alia (Sumba), dan lea (Flores). Di Kalimantan (Dayak), jahe dikenal dengan sebutan lai, di Banjarmasin disebut tipakan. Di Maluku, jahe disebut hairalo (Amahai), pusu, seeia, sehi (Ambon), sehi (Hila), sehil (Nusalaut), siwew (Buns), garaka (Ternate), gora (Tidore), dan laian (Aru). Di Papua, jahe disebut tali (Kalanapat) dan marman (Kapaur).

Adanya nama daerah jahe di berbagai wilayah di Indonesia menunjukkan penyebaran jahe meliputi seluruh wilayah Indonesia. Karena jahe hanya bisa bertahan hidup di daerah tropis, penanamannya hanya bisa dilakukan di daerah katulistiwa seperti Asia Tenggara, Brasil, dan Afrika. Saat ini Equador dan Brasil menjadi pemasok jahe terbesar di dunia.